JELANG RAMADHAN TRI LURAH PEKOJAN AJAK WARGA PAWAI OBOR

Pewarta Tambora, Jakarta - Semarak menyambut Ramadhan 1438 H bulan penuh ampunan mewarnai ratusan warga masyarakat Kelurahan Pekojan Kecamatan Tambora Jakarta Barat. Membawa beragam atribut dan obor pawai berkeliling sambil menggemakan zikir.

Kegiatan warga ini menjadi simbol kegembiraan datangnya Ramadhan, hal demikian merupakan tradisi tahunan yang terus menggelora di tengah-tengah masyarakat adat, bukan hanya dilakukan Umat Islam yang ada di Jakarta, tapi juga merata hampir di seluruh provinsi.

Tradisi tahunan seperti ini selain ajang memperkuat tali silahturahim sesama warga, terutama Umat Islam, tapi juga bentuk ungkapan rasa syukur atas kesempatan yang paling berharga ini untuk kembali beribadah di bulan penuh barokah.

Pawai obor yang dilengkapi beragam busana muslim dan atribut kedaerahan merupakan iring-iringan kelompok warga di jalan raya dan lingkungan pemukiman sambil menggemakan zikir, takbir dan shalawat.

"Ini adalah kegiatan rutin tahunan yang terus kami hidupkan dalam menyambut datangnya bulan penuh barokah dan ampunan, yang lebih penting adalah, rasa syukur pada Allah yang telah memberikan kesempatan bertemu kembali dengan bulan Ramadhan," kata tokoh Masyarakat Pekojan saat mengawal iring-iringan pawai obor, Selasa (23/5/2017) Malam, sekitar pukul 20:00 wib.

Hal senada disampaikan Tri Prasetyo Utomo Selaku Lurah Pekojan, Pawai Obor adalah salah satu tradisi turun temurun yang dilakukan warga kami setiap kali menyambut bulan suci Ramadhan, bukan saja sekadar terus menghidupkan tradisi masyarakat adat tapi juga mengandung makna Islami.

Dalam kegiatan pawai obor tersebut, pantau Pewarta selain diikuti para tokoh agama, tokoh masyarakat remaja bahkan anak-anak pun turut dalam suasana kegembiraan.

Pawai obor dimulai ba'da Isya sekitar pukul 20:00, diawali dengan doa bersama yang dipimpin tokoh agama. Bagi warga Pekojan, tradisi pawai obor seperti ini bukan hanya saat menyambut bulan Ramadhan tapi juga bulan suci lainnya seperti 1 Muharam.

Tri mengatakan, Makna lain yang terkandung dalam kegiatan pawai obor ialah dalam pengertianya untuk memberi penerengan dan dapat membelengu setan dan memerangi hawa nafsu dalam menjalankan ibadah puasa, serta  unsur gotong royong, sebagai wujud kebersamaan.

Dalam kegiatan tersebut melibatkan Tokoh masyarakan Rt/Rw, LMK, FKDM dan pemuda umumnya mengatur dan membagi tugas. Ada yang menyiapkan undangan, membuat obor dari bambu dan atribut ondel-ondel, mobil hias serta membakar kembang api lainnya.

"Tujuan utamanya, untuk mengingatkan warga akan datangnya bulan penuh barokah sekaligus mempersiapkan diri menghadapi bulan yang penuh ampunan. Baik  secara fisik dan mental dalam menjalankan ibadah puasa,"Tandasnya.

Posting Komentar

0 Komentar

Terkini