Webshare # 6 Museum Mandiri: Merancang Program Publik


Pewarta-tambora, JAKARTA - Museum Mandiri kembali menggelar Webshare untuk ke 6 (enam) kalinya, yang berlangsung di Gedung Museum Mandiri, Kota Tua, Jakarta, pada Rabu (11/11/2020) sekira pukul 10.00 WIB. Acara yang dipandu oleh Dini Yudha Kriscahyanti mengusung tema "Merancang Program Publik Museum".


Kegiatan yang diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" menghadirkan Muhammad Zaqi (Ketua Keluarga Mahasiswa Arkeologi Universitas Indonesia 2020), sebagai pembicara untuk sharing, serta Tommy Pratomo dari tim edukasi dan riset Museum Mandiri.


Tommy yang menjadi pembicara pertama menyampaikan, bahwasanya, setiap segmentasi umur atau jenjang pendidikan pengunjung museum pun akan mempengaruhi cara penyajian informasi museum itu sendiri. 


Ia juga berbagi pengalamannya mengenai program publik museum Mandiri sebelum pandemi, seperti guide rombongan sekolah, mengikuti pameran batik didalam maupun di luar Museum Mandiri serta berbagai kegiatan kerjasama dengan komunitas. 


Sementara, dimasa pandemi saat ini, sekarang interaksi langsung menjadi sulit dilakukan, Museum Mandiri lebih banyak melakukan kegiatan secara daring, seperti Webshare yang sudah berlangsung sebanyak 6 (enam) kali dan memperbanyak distribusi content via kanal digital. 


Tommy juga menjelaskan, bahwa salah satu program publik yang sedang dikembangkan kedepannya, adalah virtual tour. 




Ditempat sama, Zaqi menyampaikan terkait fungsi museum bagi kaum pelajar. Di masa sekarang generasi muda adalah kaum milenial yang melek digital, karena perkembangan teknologi yang amat pesat. 


"Dengan demikian fungsi museum bagi kaum pelajar pun diharapkan juga mengikuti perkembangan zaman dengan berbagai fasilitas yang modern," ujar Zaqi.


Zaqi menjabarkan beberapa fungsi museum bagi pelajar, misalnya sebagai edukasi, ruang diskusi, reaksi edukatif, objek penelitian, ruang dialog, dan sebagainya. 


"Museum Mandiri sendiri diharapkan memiliki fungsi museum yang lebih luas untuk pelajar, misalnya dapat menyediakan working space, kafe, perpustakaan, bahkan wi-fi. Hal-hal tersebut memang terlihat sederhana, namun akan menarik banyak minat generasi muda," ungkapnya. 


"Perlunya active learning di Museum Mandiri dengan membuat program-program yang lebih interaktif lagi," tambah Zaqi.


Peserta yang berjumlah 80 partisipan tersebut mendapati antusias berbagai pertanyaan. Terlebih pertanyaan yang ditujukan kepada Tommy, terkait program-program publik dan rencana kedepan Museum Mandiri.


Hingga beberapa Museum mengajukan permohonan kerjasama dengan Museum Mandiri, dan hal itu tentu disambut dengan tangan terbuka. 


Hal serupa pun dialami Zaqi yang mendapati pertanyaan terkait mengenai kaum milenial dan museum. 


Zaqi pun memberikan contoh hal-hal apa saja yang bisa menarik minat kaum milenial untuk mendapa pengalaman baru dan pelajar sejarah di Museum dengan menyenangkan. 


Sebagai penutup, Firman Haris, Kepala Museum Mandiri, menyampaikan masukkanya dalam Webshare ke-6, dengan mengingatkan kembali fungsi Museum untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat. 


Berdasarkan Kepmenaker No.157 Tahun 2020 tentang penetapan Standar Kerja Kompetensi Nasional Indonesia (SKKNI) bidang Permuseuman, bahwa tugas program publik ini tanggung jawab tenaga teknis edukator museum bekerjasama dengan humas dan pemasaran umum.


"Program edukasi museum haruslah berbasis pada penguatan delapan prioritas pembangunan karakter bangsa, yaitu, kejujuran, tanggung jawab, suka belajar dan berprestasi,disiplin, keteguhan/pantang menyerah, penghargaan atas keragaman, semangat berbagi dan sikap optimis yang kreatif positif," jelasnya. 


Hingga berita ini dilansir, acara Webshare ke 6 yang dilakukan Museum Mandiri ditutup pada pukul 12.00 siang, dengan terlebih dahulu capture foto bersama.

Reporter : Daeng Mansur Amin.



Posting Komentar

0 Komentar

Terkini