Eksistensi FORSIMA Wadah Aspirasi Para Ulama dan Santri


Silaturahmi berasal dari kata shilah yang artinya hubungan dan rahim artinya kerabat. Rahim sendiri juga bersal dari Ar Rahmah yang berarti kasih sayang, sehingga sering disebut dengan berkasih sayang atau menjalin kekerabatan pada istilah silaturahmi.


Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda bahwa, “Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahmi”. (HR Bukhari).


Menyambung silaturahmi menurut hadist di atas juga termasuk ke dalam bagian dari ajaran islam. Untuk itu Rasulullah memerintahkan agar umat islam menjaga dan menyambung kekerabatan khususnya bagi sesama muslim.


Di hadist yang lain juga disebutkan bahwa, "Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan kekerabatan" (HR Bukhari dan Muslim). Hal ini berarti sangat penting hubungan silaturahmi dilakukan dan dengan itulah umat Islam bisa kuat dan saling menyokong satu sama lain. Jika tidak maka akan bercerai berai.


Salah satunya adalah wadah Forum Silahturahmi Ulama atau yang lebih akrab ditelinga yaitu Forsima. Forsima dibentuk oleh para ulama se Tambora yang pada saat itu dimotori oleh almarhum  Drs. KH. Abdurahman Mahmud atau biasa disapa Ustadz Oo Suyitno.


Dibentuknya Forsima ini untuk mewadahi aspirasi para ulama dan santri agar bisa disalurkan ide-ide yang selama ini tidak tersalurkan dengan semestinya kepada umaro sehingga terjalin kesinambungan hubungan yang lebih bermanfaat bagi orang banyak terutama masyarakat di Kecamatan Tambora.


"Alhamdulillah semenjak berdirinya Forsima ini kita para umat muslim ditambora mempunyai wadah aspirasi yang cukup baik hingga bermanfaat bagi orang banyak," ujar Adlia Rachman salah satu santri di Tambora.


Penulis : Hendri Effendi.

Posting Komentar

0 Komentar

Terkini