Makna Sejati Bhineka Tunggal Ika Benar-Benar Terwujudkan Di Jembatan Lima

Pewarta Tambora, Jakarta - Suasana aman, damai dan tenteram dirasakan oleh masyarakat Jembatan Lima, khususnya warga di RT 005 RW 06 Jembatan Lima dengan saling berbagi, saling sapa bahkan ditambah  saling mengunjungi ke kediaman warga yang tengah merayakan Imlek.

Pengurus RT bersama Tokoh Masyarakat setempat hadir pada perayaan Imlek 2017 yang dirasakan penuh terpadu  membuat tali persaudaraan, dan kebersamaan tambah harmonis, dengan tidak segan pula menggelar acara makan bersama demi keakraban antar sesama penuh toleransi, apalagi silaturahmi ini untuk memperkokoh jalinan persatuan warga di lingkungan masyarakat yang homogen.

"Andai kata para pendahulu kita menyaksikan meriahnya suasana pluralisme yang terkandung di dalam perayaan hari raya nasional Imlek yang telah diperjuangkan oleh Gus Dur untuk kembali hadir di persada nusantara ini, pasti merasa suka dan senang," ujar Edy Wahyu Utomo Tokoh Masyarakat, Sabtu,(28/1/2017) Malam.

Menurutnya pula di tengah suasana mendung akibat awan kelabu yang mengiringi hari raya nasional Imlek itu, berkunjung ke warga yang merayakan Imlek Seperti keluarga Mamah Nando, Bapak Ahoe dan Mamah Yulia Chandra di lingkungan RT.005/06 dan kawasan Jembatan Dua seperti keluarga Bapak Amen dapat menambah harmoni kekeluargaan.

"Saya memang selalu bangga terhadap masyarakat Warga RT.005/06 Jembatan Lima di mana saya sempai terharu dan gembira menyaksikan keakraban dan kekompakan yang selama ini terjalin" ujar Nurhalim ketua RT 005/06 Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat saat acara kunjungan perayaan Imlek berlangsung.
Berdasar pengalaman pribadi puluhan tahun hidup di ibukota provinsi Jakarta,

saya meyakini bahwa masyarakat kota Jakarta merupakan masyarakat yang toleran. Masyarakat kota Jakarta khususnya Jembatan Lima, tulus dalam keramahan mereka dengan bersama membangun jiwa persatuan dan kesatuan masyarakat di ibukota," ujar Nurhalim Ketua RT 005/06 Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat

Lanjutnya, di Jembatan Lima, tidak ada masalah ras, etnis, suku, golongan, agama mencemari kebhinekaan dengan apa yang disebut intoleransi apalagi pengkaburan terhadap nilai-nilai Pancasila.

"Marilah kita buka mata yang berada di kepala dan hati diri kita masing-masing untuk melihat kenyataan suasana kesemarakan dan kebahagiaan yang menghiasi kehiruk-pikukkan perayaan Imlek lingkungan erte 005/06 di kawasan Jembatan Lima yang disebut sebagai pecinan," Ujar Ipul Jubir RT.005/06

Hal senada juga dikatakan Udin Saprudin, Juparkir Asemka Pasar Pagi, bahwa Sebutan pecinan itu sendiri sudah cukup untuk membuktikan bahwa pada kenyataan kehidupan masyarakat Jembatan Lima, Tambora, Kota Jakarta Barat, sebenarnya sama sekali tiada masalah yang disebut sebagai SARA, intoleransi, radikalisme, atau apapun yang sedang mengoyak-oyak Bhinneka Tunggal Ika.

"Menyaksikan bagaimana masyarakat dari berbagai etnis, ras, suku, golongan, kelas sosial dan agama berduyun-duyun datang untuk bersilaturahmi menikmati suasana meriah, damai, semarak dan penuh kebahagiaan di Perayaan Imlek,"Ujar Udin Juparkir Asemka.

"Makna sejati Bhinneka Tunggal Ika benar-benar diwujudkan dan diejawantahkan oleh masyarakat Jembatan Lima menjadi kenyataan di Perayaan Imlek RT.005/06 Kelurahan Jembatan Lima," kata Nana Supriatna Pemuda Sosmas. (Nur/Tomo/syaeful)

Posting Komentar

0 Komentar

Terkini