Kampung Pulo Digusur, Ahok : Pasti Rusuh

Jakarta (CEO PT) – Menjelang Kamis siang (20/8/2015), bentrokan antara warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur dengan Satpol PP dan Polisi, semakin membara. 

Warga mulai membakar motor dan alat berat. Bahkan akibat perang batu, kedua kubu yang berseteru ada yang jatuh korban.


Sejak pagi, kerusuhan tak dapat dihindari. Warga bantaran kali Ciliwung yang tidak menerima uang kerohiman karena rumahnya digusur, memerangi petugas dengan lemparan batu. Meski water cannon dan gas air mata ditembakkan, tak menyurutkan warga untuk terus melawan.


Selain melempar batu, warga juga mencoba membakar alat berat. Mereka menyulut api di dekat alat berat di bagian bensin. Api berkobar cepat membakar alat berat tersebut. Aparat yang sebelumnya bertahan, mulai meringsek masuk mengejar warga yang menolak digusur. Ratusan petugas mengejar para perusuh.


Tak lama kemudian, aparat gabungan Satpol PP, polisi, dan TNI berhasil memukul mundur masyarakat ke arah Kampung Melayu. Satu unit mobil Dinas Pemadam Kebakaran kemudian mendekati alat berat yang sempat terbakar dan berhasil memadamkannya. Sebagian mesin backhoe hangus terbakar.


Beberapa orang yang terdesak tunggang langgang berlarian mencari tempat persembunyian ke arah Kampung Melayu. Sementara pertokoaan di sepanjang Jl Jatinegara Barat memilih tutup guna menghindari kerusuhan.


Karena kerusuhan semakin memanas, Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian dan Wakapolda Brigjen Nandang J meluncur ke lokasi kerusuhan. Polda Metro juga menerjunkan 4 SSK untuk mengamankan wilayah tersebut agar kerusuhan tidak meluas. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Mohammad Iqbal, pihaknya sudah menerjunkan 1 SSK Brimob, 2 SSK dari Polres Jakarta Timur ditambah 1 SSK Dalmas Sabhara Polda Metro Jaya. “Jadi total ada 4 SSK di lokasi atau sekitar 400-an personel,” imbuhnya.


Dari lokasi kejadian dilaporkan ada seorang anggota polisi terlihat dibopong oleh petugas Satpol PP. Dia terluka dan lemas karena terkena lemparan batu dari warga yang menolak relokasi di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Petugas tersebut langsung dilarikan menggunakan ambulans ke rumah sakit terdekat.


Sejauh ini, belum ada laporan mengenai identitasnya. Selain petugas, ada juga warga yang tampak digotong. Belum ada data berapa banyak petugas atau warga yang terluka sejauh ini. Namun suasana kini mulai kondusif. Tak ada lagi aksi lempar batu.


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah memprediksi bahwa jika warga di Kampung Pulo tetap digusur, maka perlawanan bakal terjadi. Seperti diketahui, ada 927 kepala keluarga yang ditertibkan.


Ahok juga mengatakan bahwa tuntutan ganti rugi warga juga tidak berdasar. Karena menurut Ahok, selama ini mereka menempati tanah negara, maka tak ada kewajiban pemerintah untuyk memberikan uanmg kerohiman tersebut.


Penggusuran tersebut dilakukan karena lahan dihuni adalah bantaran Sungai Ciliwung. Bantaran tersebut merupakan lahan negara yang setiap tahun selalu banjir. Pemprov DKI Jakarta berniat menormalisasi Ciliwung dengan memindahkan mereka ke rusun. Tapi hanya sebagian yang bersedia pindah, sedangkan sisanya bertahan karena meminta ganti rugi yang setimpal, suatu hal yang ditolak oleh pemprov.


Gubernur Ahok sebenarnya telah menyediakan rusunawa 16 lantai di dalam kota DKI Jakarta untuk warga. Ini sungguh fasilitas yang menggiurkan. Namun sebagian dari mereka tetap bertahan di lahan milik negara yang selalu banjir itu. (dbs)

Posting Komentar

0 Komentar

Terkini