Tanggap Darurat Diperpanjang, Dompet Dhuafa Inisiasi Sekolah Darurat di Lombok


Anak-anak Pengungsi Gempa Lombok Dihibur Kak Seto dan Dompet Dhuafa

PEWARTA-TAMBORA.COM, LOMBOK, NTB - Masa tanggap darurat bencana gempa bumi Lombok telah diperpanjang Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi menjadi 14 hari, terhitung dari tanggal 12 hingga 25 Agustus 2018.

Data yang dihimpun Dompet Dhuafa memperkirakan Gempa yang melanda wilayah Nusa Tenggara Barat telah mengakibatkan 67.875 unit rumah rusak, serta merusakkan 468 sekolah.

Sejak hadir dalam respon bencana di Lombok 29 Juli 2018 lalu, Dompet Dhuafa telah melakukan aktivitas pendidikan di sejumlah titik pengungsian.

Sebab, gempa berkekuatan lebih dari 6,2 skala richter yang mengguncang berturut-turut tanggal 29 Juli 2018, dan 5 Agustus 2018, membuat banyak fasilitas sekolah mengalami kerusakan yang cukup parah.

Oleh karena itu, Dompet Dhuafa menginisiasi Program Pendidikan dengan mendirikan Sekolah Darurat di sejumlah titik lokasi bencana di Lombok.

“Di Sekolah Darurat ini, belum dilakukan kegiatan belajar mengajar layaknya di sekolah pada umumnya. Sekolah Darurat melakukan pendekatan kepada anak-anak. melalui permainan bahkan berkenalan dengan pantun” Ujar Febri Reviani, Koordinator Sekolah Darurat di Dusun Kopang, Kabupaten Lombok Tengah.

Lanjutnya, tujuannya tentu saja, untuk membuat anak-anak tidak trauma pasca gempa. Selain itu, program Sekolah Darurat ini juga dirasakan sangat bermanfaat bagi orangtua siswa. Seperti yang diutarakan Fatimah, warga Dusun Kopang, Kabupaten Lombok Tengah.

“Sejak gempa, anak-anak tidak sekolah. Bagaimana mau sekolah, ruang kelas mereka hancur,” kata Fatimah.   

“Ketika kami mengetahui Dompet Dhuafa mendirikan Sekolah Darurat, Alhamdulillah saat ini anak saya sudah kembali ceria, saya dan ibu-ibu disini berharap Dompet Dhuafa hadir setiap hari untuk menghibur dan mengajar anak-anak kami,” tambah Fatimah.

Hingga Saat ini tercatat 387 orang meninggal dunia akibat gempa bumi, dengan sebaran Kabupaten Lombok Utara 334 orang, Lombok Barat 30 orang, Lombok Timur 10, Kota Mataram 9, Lombok Tengah 2, dan Kota Denpasar 2 orang. Selain itu sebanyak 13.688 orang luka-luka, Pengungsi tercatat 387.067 jiwa tersebar di ribuan titik.

Bukan hanya itu, sebagian besar jalan di Lombok Utara mengalami kerusakan akibat gempa. Masih terdapat beberapa pengungsi yang belum mendapat bantuan, khususnya di Kecamatan Gangga, Kayangan dan Pemenang yang aksesnya yang sulit dijangkau.
Dompet Dhuafa dalam respon bencana gempa bumi Lombok, telah menurunkan tim rescue dari Disaster Management Center (DMC), Psychological First Aid, dapur umum, tenaga medis seperti dokter spesialis, perawat, serta relawan.

Selain kegiatan Dapur Keliling, terdapat aksi layan sehat (ALS) serta Motor Kilat, yang berkeliling dengan layanan kesehatan untuk mobilitas ke beberapa wilayah yang terpencil, dan bermedan sulit karena terputus.

Sebagaimana diketahui, Dompet Dhuafa adalah lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf), serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga).

Selama 25 tahun lebih, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan ummat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR. (ril/nur)

Posting Komentar

0 Komentar

Terkini