Memperingati HUT Ke 72, Panglima TNI Adakan Pagelaran Wayang NKRI di Kota Tua

Pewarta Tambora, Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke 72 Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang dikomandoi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, akan memberikan hiburan kepada masyarakat berupa pagelaran Wayang NKRI bertempat di Museum Sejarah Fatahillah Kota Tua, Jakarta Barat.

Adapun Pagelaran Wayang NKRI tersebut akan digelar pada hari Jum’at, 29 September 2017, ditunjuk sebagai penanggung jawab penyelenggaraan Pagelaran Wayang NKRI adalah Pangdam Jaya / Jayakarta Mayor Jenderal TNI Jaswandi, sedangkan penanggung Jawab EO yakni Jaya Suprana yang akan mengambil judul “Parkesit Jumeneng Nata”


 Judul atau rangkaian cerita Parkesit Jumene Nata akan disumalasikan oleh 11 Genre Wayang dan Dalang yang berbeda secara bergantian dan kemudian berlanjut dari tiap-tiap bagian cerita, dengan susunan acara dan story board Pagelaran Wayang NKRI dimulai pada pikul 20.00 WIB hngga 22.45 WIB dengan diawali sambutan oleh Panglima Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Selanjutnya, adegan pembuka Kisah Pandhawa Dhadu dengan menampilkan Wayang Jemblung dengan visualisasi Wayang Beber (berwujud lukisan) selama 10 menit sebagai Dalang Ki Bagong Pujiono dan Ki Waluyo, kisah Pandhawa Dhadhu menceritakan latar belakang terjadinya perang Bharatayudha. Pada masa perjuangan wayang Jemblung dipergunakan oleh tentara Jenderal Besar Soedirman untuk menyampaikan sandi-sandi taktik gerilya kepada pasukan di daerah lain.


 Kemudian terus berlanjut ke adegan berikutnya dengan menampilkan Wayang Surakarta, Wayang Cirebon, Wayang Bali, Wayang Yogyakarta, Wayang Golek Jawa Barat, Punakawan Session, Wayang Orang, Wayang Palembang, Wayang Jawa Timur dan Wayang Banjar diperkirakan Pagelaran Wayang selesai pukul 23.00 Wib, seluruh rangkaian adegan yang ditampilkan bertujuan untuk menghibur dan juga ada pesan-pesan moral yang disampaikan Panglima TNI kepada para penonton.

Dimana akhir dari adegan pegelaran Wayang ini menceritakan perang antara Prabu Sawakarta dengan Yuwastina, dimana para pemberontak dapat ditangkap dan Parikesit memberikan keputusan untuk tidak gegabah memberikan hukuman.

Dalam cerita tersebut melakukan pembinaan terlebih dahulu kepada pemberontak dan akhirnya puncak akhir adegan menceritakan tentang penobatan raja Parikesit oleh para Pandhawa yang diikuti kolaborasi semua wayang dan seluruh Dalang.

Saat ini, pihak Kodam Jaya dan EO Jaya Suprana sedang mengadakan rapat dan meninjau latihan intensif yang dilaksanakan oleh 100 orang Kru Wayang di Solo. Dan sesuai petunjuk Panglima TNI untuk pengerahan massa sebagai penonton Wayang NKRI melibatkan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Keluarga Besar TNI dan Masyarakat Umum sebanyak 5000 orang. (Red)


Posting Komentar

0 Komentar

Terkini